Sebuah Nasehat, Jangan Pernah Kau Cemaskan Jatah Rezekimu
Ini sebuah Ungkapan. Ada yang menyebutnya Hadits Qudsi. Ungkapan ini cocok untuk dijadikan bahan renungan. Disaat perasaan resah terhadap jatah rezeki. Ketika keadaan hati gundah gulana, galau, kecewa, bahkan putus asa. Cobalah untuk membaca dan merenungkan kandungan di dalamnya.
Matan Kalimat
Kalimatnya yang langsung menyentuh hati, bagaikan sebongkah es yang menyejukkan disaat hati tertimpa panasnya rasa kecewa dan keputus asaan.
يا ابن آدم: لا تخافن من ذي سلطان، ما دام سلطاني باقياً، وسلطاني لا ينفد أبداً
يا ابن آدم: لا تخش من ضيق الرزق وخزائني ملآنة، وخزائني لا تنفد أبدا
يا ابن آدم: لا تطلب غيري وأنا لك، فإن طلبتني وجدتني، وإن فتني فتك وفاتك الخير كله
يا ابن آدم: خلقتك للعبادة فلا تلعب، وقسمت لك رزقك فلا تتعب، فإن أنت رضيت بما قسمته لك أرحت قلبك وبدنك، وكنت عندي محموداً، وإن لم ترض بما قسمته لك فوعزتي وجلالي لأسلطن عليك الدنيا، تركض فيها ركض الوحوش في البرية ثم لا يكون لك منها إلا ما قسمته لك، وكنت عندي مذموماً
يا ابن آدم: خلقت السموات السبع والأراضي السبع ولم أعيى بخلقهن، أيعييني رغيف عيش أسوقه لك بلا تعب؟
يا ابن آدم: إنه لم أنس من عصاني، فكيف من أطاعني، وأنا رب رحيم وعلى كل شيئ قدير
يا ابن آدم: لا تسألني رزق الغد كما لم أطلبك بعمل الغد
يا ابن آدم: أنا لك محب فبحقي عليك كن لي محباً
والله أعلم
Wahai anak Adam,
Janganlah engkau takut kepada pemilik kekuasaan, selama kekuasaanKu masih ada dan kekuasaanKu tidak akan sirna selamanya
Wahai anak Adam…
Janganlah engkau cemaskan sempitnya rezeki, selama perbendaharaan-Ku masih ada… dan perbendaharaan-Ku tidak akan habis selamanya…
Wahai anak Adam…
Janganlah meminta kepada selain Aku… sementara engkau memiliki Aku…
Jika engkau mencari-Ku, engkau akan menemukan Aku…
Dan jika engkau kehilangan Aku, maka engkau kehilangan seluruh kebaikan…
Wahai anak Adam…
Aku ciptakan engkau untuk beribadah, maka janganlah engkau bermain-main…
Dan Aku telah tetapkan bagimu rezekimu, maka janganlah penatkan ragamu…
Jika engkau ridha terhadap pembagian-Ku, maka akan Aku tenangkan jiwa dan ragamu, dan engkau menjadi orang terpandang di sisi-Ku…
Dan jika engkau tidak ridha terhadap pembagian-Ku, maka Demi Kemuliaan dan Keperkasaan-Ku, sungguh akan Aku bebankan engkau dengan dunia, engkau terseok-seok laksana hewan melata di permukaan bumi, kemudian engkau tidak akan mendapatkan apa-apa selain yang telah Aku tetapkan, dan engkau menjadi orang tercela di sisi-Ku…
Wahai anak Adam…
Aku ciptakan tujuh langit dan tujuh bumi, dan aku tidak berat menciptakan itu semua…
Lantas apa beratnya bagi-Ku menyediakan roti untuk hidupmu?
Wahai anak Adam…
Aku tidak lupa kepada orang yang telah bermaksiat kepada-Ku…
Lantas bagaimana mungkin Aku lupa kepada mereka yang ta’at kepada-Ku?
Sedangkan Aku adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Berkuasa atas segala sesuatu?
Wahai anak Adam…
Janganlah engkau minta kepada-Ku rezekimu esok hari…
Sebagaimana Aku tidak menyuruhmu melakukan pekerjaan esok hari…
Wahai anak Adam…
Aku sungguh mencintaimu…
Maka demi hak-Ku di atasmu, jadilah engkau orang yang cinta kepada-Ku…
Penjelasan
Dalam Fatawa Syabakah Islamiyah, Kalimat menyentuh hati tersebut bukan termasuk hadis qudsi, bukan pula hadits nabawi. Dan tidak terdapat dalam kitab hadits manapun. Mentoknya hanya termasuk hadis Israiliyat. (Tanggal fatwa, 15 Rabiuts Tsani 1423)
Yaitu cerita-cerita yang berasal dari ahli kitab Bani Israil.
Dalam kitab Al Mustathrof fi kulli Fan Mustazhraf karya Al Absyihi, kalimat tersebut dinisbatkan kepada Ka’ab al-Ahbar yang katanya beliau menemukannya dalam kitab Taurat. Namun penisbatannya kepada Ka’ab pun tidak dapat dipastikan, mengingat kitab tersebut tidak menyebutkan isnad kepada beliau.
Walaupun isi matannya bisa saja benar, namun penisbatan kata-kata yang baik terhadap Nabi Muhammad shalallahu alayhi wasallam atau bahkan kepada Allah tanpa disertai keterangan isnad yang dapat dilacak, menyebabkannya menjadi hadis palsu. Hal ini diancam oleh Rasulullah dalam hadis beliau:
“Siapa yang mengatakan tentangku apa yang belum pernah aku katakan, hendaknya dia siapkan bangkunya dari neraka”. (HR. Bukhari no. 109, mutawatir)
Apalagi jika diatasnamakan kepada Allah, maka Allah ancam akan diputus pembuluh jantungnya, walaupun yang melakukannya adalah Rasulullah SAW sendiri.
Allah berfirman:
“Dan sekiranya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, pasti Kami pegang dia pada tangan kanan. Kemudian Kami potong pembuluh jantungnya”. (Surat Al-Haqqah, Ayat 44-46).
Sekiranya hadis dan beberapa ayat di atas membuat kita takut untuk membuat-buat hadis palsu serta menjauh dari kajian para da’i yang tidak perhatian terhadap hadis yang mereka sampaikan, apakah sudah valid ataukah belum.
Wallahu a’lam bi showaab.
Sumber & Referensi :
thalibhadis.wordpress.com
islamweb.net/ar/fatwa/18340