Tawwabin

Kisah Taubatnya Nabi Sulaiman, Ketika Singgasananya Direbut dan Dikuasai oleh Jin Sakhr

Sahabat Mustaghfir, kali ini kami akan bercerita tentang Kisah Nabi Sulaiman yang kehilangan cincin hingga kerajaannya diambil alih oleh Jin. Kisah ini terkandung dalam Al Qur’an, Surat Shad.

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman, dan Kami jadikan di atas kursinya sesosok tubuh (mirip dengan dia), kemudian ia kembali (dapat merebutnya). Ia berkata.”Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku. sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya, dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan semuanya ahli bangunan dan penyelam, dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggung­jawaban. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (QS. Shad: 34-40)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir diterangkan bahwa nama jin tersebut adalah Sakhr, demikian pula menurut Ibnu Abbas dan Qatadah. Beberapa mufassir berpendapat lain. Mujahid mengatakan bahwa nama jin itu Asif atau Asruwa. Menurut As-Saddi namanya Hayaq

Suatu ketika Nabi Sulaiman hendak memasuki kamar kecil. Karena cincinnya itu adalah lambang kesucian beliau menyerahkan atau menitipkan cincinnya itu kepada Jaradah. Ia adalah salah seorang istrinya yang paling dicintainya.

Tiba-tiba datanglah Jin yang menyerupai Nabi Sulaiman. Ia sengaja menyerupakan dirinya dengan sang Nabi untuk mengelabuhi Jaradah. Lalu si Jin berkata kepada Jaradah, “Berikanlah cincinku kepadaku,” maka Jaradah yang tidak mengetahui muslihat jin, menyerahkan cincin itu kepadanya.

Setelah Sakhr mengenakan cincin tersebut, tunduklah kepadanya semua manusia, jin, dan setan.

Kita kembali ke kondisi Nabi Sulaiman. Ketika beliau keluar dari kamar kecilnya, berkatalah beliau kepada istrinya, “Kemarikanlah cincinku!”

Jaradah menjawab, “Bukankah tadi telah kuberikan kepada Sulaiman ?”

Nabi Sulaiman as berkata, “Akulah Sulaiman.”

Jaradah menjawab, “Kamu dusta, bukan Sulaiman.”

Setelah kejadian itu Nabi Sulaiman terusir dari Kerajaannya. Beliau bekerja dipinggir pantai sebagai tukang panggul barang.

Adapun Sakhr yang menyerupakan dirinya dengan Suliaman; ia datang ke kerajaannya, lalu duduk di atas singgasananya. Sejak saat itu Sakhr menguasai seluruh kerajaan milik Nabi Sulaiman, kecuali istri-istri Nabi Sulaiman.

Sakhr menjalankan roda pemerintahan dan memutuskan peradilan di antara mereka. Tetapi masyarakat memprotes banyak hal yang telah diputuskannya, hingga mereka merasa curiga dan mengatakan, “Sesungguhnya Nabi Allah mendapat cobaan.”

Sejak saat Nabi Sulaiman sekali-kali ia mendatangi seseorang dan mengatakan kepadanya.”Akulah Sulaiman,”. Namun tidak ada yang mempercayainya. Sampai-sampai anak-anak kecil melemparinya dengan batu.

Ketika Nabi Sulaiman mendapatkan kenyataan seperti ini, maka sadarlah beliau bahwa ini merupakan perintah (ujian) dari Allah SWT. Sedangkan jin itu bangkit dan memutuskan perkara di antara manusia (rakyat kerajaan Nabi Sulaiman).

Hingga pada akhirnya Allah menghendaki akan mengembalikan kerajaan kepada Nabi Sulaiman. Allah menanamkan rasa ingkar dan benci didalam hati rakyat kerajaan. Benci terhadap setan yang menyerupakan dirinya dengan wajah Nabi Sulaiman.

Maka orang-orang mengirimkan utusan untuk menghadap kepada istri-istri Nabi Sulaiman. Para utusan mengatakan kepada mereka, “Apakah kalian menyaksikan sesuatu yang aneh pada diri Sulaiman ?”

Mereka menjawab, “Ya, sesungguhnya dia sekarang selalu mendatangi kami di saat kami sedang haid, padahal sebelum itu dia tidak pernah melakukannya.”

Ketika si jin Sakhr melihat bahwa perihal dirinya akan diketahui dan kedoknya akan terbuka, ia menulis sebuah kitab yang di dalamnya terkandung sihir dan kekufuran, lalu ia pendam di bawah singgasananya.

Setelah itu ia gali sendiri dan berpura-pura menemukannya, kemudian ia membacakannya kepada orang-orang. Namun rakyat sudah kadong ragu-ragu dan tidak mempercayai si jin mereka berkata, “Oo… jadi dengan inikah Sulaiman menguasai manusia dan mengalahkan mereka?”

Kemudian jin Sakhr melemparkan cincin Nabi Sulaiman ke dalam laut. Dalam riwayat dikatakan bahwa setelah dilemparkan, cincin itu ditelan oleh ikan.

Kembali ke keadaan Nabi Sulaiman yang bekerja sebagai kuli di sebuah pantai.  Datanglah seorang lelaki membeli ikan-ikan di pantai itu dari jenis ikan yang menelan cincin Sulaiman. Dan ikan yang menelan cincin nabi Sulaiman itu pun terbeli oleh lelaki tersebut.

Lelaki itu memanggil Sulaiman dan berkata kepadanya. ”Maukah engkau pikul ikan-ikan ini?”

Nabi Sulaiman menjawab, “Ya.”

Nabi Sulaiman lanjut bertanya, “Berapa upahnya?”

Lelaki itu menjawab, “Saya bayar dengan ikan jenis ini yang kamu pikul nanti.”

Nabi Sulaiman setuju, lalu ia memikul ikan-ikan itu dan pergi membawanya ke rumah laki-laki itu.

Setelah sampai di pintu rumah lelaki itu, maka si lelaki itu memberinya upah berupa ikan yang ternyata di dalamnya terdapat cincinnya.

Nabi Sulaiman menerimanya, lalu membelah ikan itu. Tiba-tiba ia menjumpai cincinnya berada di dalam perut ikan tersebut, maka ia pungut dan memakainya.

Setelah ia memakai cincinnya itu, maka tunduklah kepadanya semua manusia, jin, dan penduduk alam semesta ini. Keadaannya kembali seperti semula, sedangkan Sakhr yang merebut kedudukannya, lari ke sebuah pulau di tengah laut.

Nabi Sulaiman as mengirimkan utusan untuk mengejar dan menangkap jin yang sangat jahat itu. Maka mereka mengejarnya, tetapi mereka tidak mampu menangkapnya, pada akhirnya setan itu dijumpai sedang tidur.

Kemudian mereka membangun di atasnya sebuah bangunan tertutup dari timah. Ketika setan itu bangun, ia kaget dan melompat, tetapi tidak sekail-kali ia melompat di bagian mana pun dari bangunan itu melainkan timah itu melentur dan membelitnya.

Hingga Akhirnya mereka dapat menangkapnya dan mengikatnya, lalu membawanya ke hadapan Nabi Sulaiman as.

Maka Nabi Sulaiman memerintahkan agar dibuatkan untuknya keramik atau kendi yang diberi lubang, kemudian jin itu dimasukkan ke dalamnya dan disumbat dengan penutup dari tembaga.

Setelah itu, dia memerintahkan agar kendi itu dilemparkan ke laut.

Nah, sahabat mustaghfir, cerita diatas adalah kisah yang tersirat dalam Firman Allah SWT: “Dan sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman, dan Kami jadikan di atas kursinya sesosok tubuh (mirip dengan dia), kemudian ia kembali (dapat merebutnya). (Shad: 34)

Yang dimaksud dengan sosok tubuh itu adalah jin Sakhr yang telah menguasai kursi Nabi Sulaiman.

Setelah peristiwa tersebut, Nabi Sulaiman as berdoa meminta ampunan kepada Allah SWT sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya.  “Dia (Sulaiman) berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudah-ku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shad: 35)

Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa makna ayat ini ialah kerajaan yang tidak layak bagi seseorang merebutnya dariku sesudahku, seperti yang pernah terjadi dalam kasus setan jahat yang menguasai singgasana­nya itu.

Wallahu A’lam.

 

Sumber :

– Inews.Id dengan judul ‘Kisah Nabi Sulaiman Kehilangan Cincin hingga Kerajaan Diambil Alih Setan’ oleh Editor : Kastolani Marzuki

– Kitab Tawwabin, Ibnu Qudamah Al-maqdisi, Hal. 35

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button